Tangerang, Nawacitanews2.com. Nasib Ade yang berprofesi sebagai sopir online kini berputar 180 derajat. Ponsel pintarnya kini membisu, tidak riuh suara notifikasi yang biasa mengarahkannya kepada sejumlah pekerjaan daring. Pekerjaannya sebagai sopir online sepertinya tidak seramai dulu sebelum corona masuk ke Indonesia. Sejak copid 19 mewabah ke Indonesia khususnya di Jabotabek, penghasilannya dirasakannya sangat berkurang. Yang biasanya setiap buka aplikasi ada saja yang memesannya. walaupun ‘nongkrong’ di rumah.
Lebih dari dua pekan ia kini sepi orderan. Hanya sesekali ia mendapatkan ponsel pintarnya berbunyi panggilan, Itupun berselang cukup lama. Untuk mencapai target agar mendapat bonus dirasakannya sangat berat. Kadang tercapai namun harus berjuang hingga larut malam.
Kata ade, orang juga mulai patuh dengan maklumat Presiden Joko Widodo yang meminta masyarakat bekerja dan belajar di rumah sejak 15 Maret sebagai bentuk pencegahan penularan Covid-19.
“ Sangat turun drastis mbak, Kalau ingin mencapai target harus keluar subuh, sampai larut malam, itupun kadang ga sampe, kan targetnya Cuma sampe jam 12 malam lewat jam segitu walaupun sudah dapet 14, ga dapet bonus” ujar Ade ke Nawacitanews2.com, Selasa, ( 31/3).

Ade mengatakan saat ini pesanan yang masuk ke ponselnya paling banyak empat sampai lima kali perhari. Dia lebih banyak duduk dimobil atau mampir ke pedagang kopi sambil meminum segelas kopi, kongkow sesama sopir daring menunggu pesanan.
“Ya makanya ojol juga harus berjuang. Padahal normalnya saya itu paling sedikit 10 kali sampai 16 kali order dalam sehari,” kata Ade.
“ Sore biasanya sudah bisa santai, sekarang mah boro –boro. Pulang di atas jam 11 malam tapi duitnya ga seberapa. “Bukan cuma saya, teman lain juga. Ada teman cerita dari Subuh keluar rumah, sampai siang satu order juga belum dapet,.” tuturnya.
Ade yang tinggal di daerah Kunciran dan beroperasi di Tangerang dan Jakarta, bercerita penghasilannya kini hanya cukup buat makan dirinya dan keluarga. Tidak ada lagi ada uang lebih untuk menabung, bahkan membeli sesuatu di luar kebutuhan pokok, bahkan untuk cicil mobilpun ga kebagian. Ade berharap pemerintah yang mencanangkan untuk meringankan kredit sopir online dan ojol segera di realisasikan.
“ Ya saya berharap Pak Jokowi segera merealisasikan ucapannya itu” katanya berharap.
Sementara itu salah satu Ojol motor, Andi yang yang ikut nimbrung mengatakan hal sama . Ia juga sangat mengeluhkan pendapatan dari hasil ojol sekarang ini. Yang tadinya bisa bayar cicilan motor, sekarang sepertinya akan sulit.
Saat jasa antar penumpang menurun, pesanan antar makanan sempat membantu mengisi kekosongan para pengemudi ojol. Namun harapan itu mulai bubar seiring bertambahnya kekhawatiran masyarakat pada Covid-19.
“Tapi makanan juga sepi, order apa juga sepi. Hari ini saja sudah saya nyalakan aplikasinya tapi tidak ada yang masuk pesanan,” kata Andi
Bahkan Andi sudah sempat mengakali sepinya pesanan antar penumpang dengan menanti pesanan makanan di gerai-gerai kuliner di Tangerang dan Jakarta. Namun itu dikatakan sia-sia.
“Mungkin orang juga sudah mulai takut pesan-pesan makan dari luar. Kalau pun ada ya pasti tergantung siapa yang dapat, karena banyak juga pengemudi lain nunggu di tempat jualan makanan yang sama,” kata dia
Andi mengatakan dengan menyusutnya minat masyarakat terhadap jasa ojol, pendapatan kian tidak menentu.
“Pulang kadang bawa Rp40 ribu paling sampai Rp50 ribu sekarang,” ujar Andi
Sementara di tempat terpisah, Ketua Presidium Nasional, GARDA ( Gabungan Aksi Roda Dua) Igun Wicaksono mengatakan, komunitas pengemudi ojol, sebelumnya sudah menyampaikan pendapatan di lapangan terus menyusut dari hari ke hari usai imbauan pemerintah.
Lebih lanjut Igun mengatakan penghasilan ojol saat ini turun sangat signifikan sekitar 50-70 persen dari kondisi normal.
“Ojol hanya andalkan pesan layan antar makanan dan kiriman barang, yang penumpang sangat turun,” kata Igun. *(Giyanti)