Berpolitik Itu Wajib

Ir. K.H. Ermas Andiko Syamda

Oleh. Ir. K.H Ermas Andiko Syamda

Belajar berpolitik untuk sebagian orang awam memang dirasakan sangat sulit dipelajari. Karena pada umumnya mereka tidak tahu ‘Politik’ itu apa. Padahal berpolitik dalam kehidupan kita sangat diperlukan. Karena politik akan berdampak pada kehidupan sehari-hari. Dari Kebijakan Ekonomi baik mikro maupun makro akan sangat bepengaruh. Karena tidak bisa dipungkiri tatatanan pemerintahan kita tak lepas dari ‘hasil’ berpolitik.

Nah, pemerintahan terbentuk karena pilihan politik. Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif adalah produk dari berpolitik. Siapa dipilih dan siapa memilih, baik calon parlemen di Senayan, Calon Bupati, calon Wali Kota, Calon Gubernur, DPRD mereka dipilh karena pilihan politik kita masing-masing.
Salah pilih anggota di parlemen atau salah pilih calon prisiden akan berabe urusannya. Kenapa tidak? Karena Eksekutif, Legislatif adalah yang mengurus pemerintahan. Betapa kacaunya suatu negara jika pemimpinnya tidak ‘becus’ untuk mengurus pemerintahan.

Contohnya harga semua bahan pokok yang dibutuhkan adalah sebuah keputusan dan kebijakan pasar. Semua itu ditentukan dan diawasi pemerintah.
Tetapi terkadang dukungan politik tergantung agreetment understandingnya para calon. Dan biasanya mereka para calon menawarkan konsep dan janji-jani.

Politik itu sebetulnya sangat fleksibel, tergantung kita yang bawa dan mau diarahkan kemana. Dalam politik kawan terkadang jadi lawan bahkan sebaliknya. Politik bisa berubah ubah dan politik bisa membuat kemakmuran, kesejahteraan dan keadilan social.

Di Undang-undang sudah ada yang mengatur tentang bepolitik. Bagaiman cara berpolitik yang benar dan tidak sesat. Akan tetapi terkadang para pelau politik itu sendiri yang suka melanggar aturan. Baik oleh Eksekutif maupun Laegislatif

Sekarang ini politik di Indonesia yang sering didengung-dengungkan adalah politik “Identitas” yang sangat ditakuti. Kenapa tidak, Karena Masyarakat Indonesia 85% adalah Islam. Kalau saja mereka (Rakyat Indonesia yang Muslim) memilih pemimpin yang islami, amanah dan Fathonah dan tidak memilih partai nasionalis, tentunya partai islam akan menang dan tentunya syariat Islam akan dikedepankan. Tetapi karena negara kita adalah berazaskan Pancasila, walaupun seandainya Partai Islam yang menang, akan sulit merubah negara beridilogi Pancasila menjadi negara Khilafah.

Baca juga : zaenal-sopyan-maju-sebagai-caleg-pkn-berkeinginan-perjuangkan-pengangguran  TINGKATKAN UKHUWAH DI TENGAH WABAH

Oleh Karena ber politik wajib, maka gunakan kesempatan ini, untuk ikut serta aktif memilih calon Parlemen Senayan sesuai hati nurani dan pilihan nya.

Dan menang kan Capres yang Siddiq, Amanah dan Fathonah. Gunakan hak pilih anad untuk indonesia yang lebih baik lagi.

” Yang belum Indonesia, Mari Kita Indonesakan  Kembali”

Nah, sahabat FORSATS dimana saja berada semoga pelajaran berpolitik ini bisa berguna, dan kita sedikit bisa tahu apa itu ‘Politik’
Penulis adalah Ketua Umum Forum Sahabat Tommy Soeharto ( FORSATS) yang juga sahabat Tommy Soeharto

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *